
Hanoi,batamtv.com, – Pemerintah Vietnam melakukan efisiensi anggaran dengan memangkas kementerian dan lembaga pemerintah dari 30 menjadi 22, atau seperlima pekerjaan sektor publik. Dengan begitu, Vietnam dapat memangkas miliaran dollar AS (triliunan rupiah) dari anggaran pemerintah.
Diketahui, upaya itu terinspirasi dari kebijakan Presiden AS Donald Trump untuk memangkas anggaran negara. Kini, rencana itu akan diajukan ke parlemen Vietnam beberapa hari mendatang.
Meski demikian, hal ini menciptakan keresahan bagi para pekerjanya. Pemimpin tertinggi Vietnam To Lam mengatakan, lembaga negara tidak boleh menjadi tempat berlindung yang aman bagi pejabat lemah.
“Jika kita ingin memiliki tubuh sehat, terkadang kita harus minum obat pahit dan menahan rasa sakit untuk mengangkat tumor,” ungkap Lam pada Desember 2024, dikutip dari kantor berita AFP pada Senin (10/2/2025).
Efisiensi anggaran Vietnam, yang digambarkan sebagai “revolusi” oleh para pejabat senior, akan memangkas jumlah kementerian dan lembaga pemerintah dari 30 menjadi 22. Media, pegawai negeri, polisi, dan militer semuanya akan menghadapi pemangkasan. Diketahui, hampir dua juta orang bekerja di sektor publik pada 2022, dan seperlima lapangan kerja akan hilang dalam lima tahun ke depan, menurut pemerintah.
Dalam efisiensi anggaran, 100.000 orang akan diberhentikan atau ditawarkan untuk pensiun dini. Namun, kini belum ada kejelasan tentang bagaimana target itu akan tercapai. Menurut Thanh, nama samaran untuk melindungi identitasnya, kariernya selama 12 tahun sebagai produser TV dihentikan bulan lalu. Saluran berita yang dikendalikan negara tempat dia bekerja kini ditutup, satu dari lima penyiar telah dihentikan, dan ayah dua anak itu diberi pemberitahuan dua minggu.
“Sangat menyakitkan membicarakannya,” kata pria berusia 42 tahun itu yang kini beralih profesi menjadi sopir taksi. Berdasarkan tingginya pertumbuhan ekonomi sebesar 7,1 persen pada 2024, Vietnam yang menjadi pusat manufaktur global dan sangat bergantung pada ekspor, menargetkan pertumbuhan delapan persen tahun ini.
Akan tetapi, kecemasan meningkat karena Vietnam rentan terdampak tarif impor oleh pemerintahan AS Donald Trump. Vietnam membidik status negara berpendapatan menengah pada 2030, dan melompat ke jajaran negara berpendapatan tinggi pada 2045.
“Mereka benar-benar ingin mencapai tujuan itu,” kata Nguyen Hong Hai, akademisi dari Vietnam Fulbright di Universitas Amerika di Washington DC. Pihak berwenang mengatakan, efisiensi anggaran Vietnam bisa mengirit dana hingga 4,5 miliar dollar AS (Rp 72,5 triliun) selama lima tahun ke depan, meski ada biaya lebih dari 5 miliar dollar AS (Rp 80 triliun) untuk uang pensiun dan pesangon.
Penanggungjawab : Oktarian
Editor : Sofyan Atsauri
Sumber : Kompas.com