KARIMUN, batamtv.com – Komitmen para ibu-ibu mencegah stunting menjadi kunci utama tumbuh kembang anak secara sehat dan seimbang. Oleh karenanya pemahaman stunting dan upaya pencegahan menjadi hal dasar bagi para ibu-ibu dalam membangun pola asuh anak-anak mereka.
Demikian diungkapkan anggota DPRD Kepri, Sirajudin Nur usai Seminar Pencegahan Stunting, Sabtu,21 Januari 2023 di Karimun.
Seminar Pencegahan Stunting ditaja dalam rangka HUT BKMT Ke-42. Hadir dalam kesempatan itu para ibu-ibu dari BKMT Karimun.
Sirajudin yang juga anggota Komisi IV DPRD Kepri ini mengutarakan, stunting sendiri merupakan kondisi kekurangan gizi kronis yang terjadi karena defisiensi gizi dalam waktu lama.
Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya gangguan tumbuh kembang anak, yaitu tinggi badan anak yang menjadi lebih pendek atau bisa dibilang kerdil dibandingkan dengan anak seusianya.
Oleh karenanya dia menyarankan tindakan relatif ampuh untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan.
Sirajudin pun menyarankan agar para ibu-ibu memperhatikan beberapa langkah untuk mencegah stunting tersebut.
Langkah pertama katanya, memberikan pola asuh yang tepat untuk anak. Ini meliputi Inisiasi Menyusui Dini atau IMD dan memberikan ASI eksklusif untuk bayi hingga usianya genap 6 bulan, dan lanjutkan hingga usianya 2 tahun.
Kedua urainya, memberikan MPASI yang optimal. Sirajudin pun mengutip rekomendasi United Nations Children’s Fund (UNICEF) bersama dengan World Health Organization (WHO) bahwa bayi yang berusia 6 sampai 23 bulan sangat perlu memperoleh asupan makanan pendamping ASI atau MPASI yang tepat dan optimal.
Aturan pemberian makanan pendamping ASI mengandung setidaknya 4 atau lebih dari 7 macam makanan. Ini termasuk umbi atau serealia, produk olahan susu, kacang-kacangan, sumber protein, dan makanan dengan kandungan vitamin A.
Selain itu, ibu juga perlu memperhatikan batas frekuensi pemberian makan minimal untuk bayi mulai dari 6-23 bulan yang mendapat atau tidak mendapat ASI. Aturannya yaitu 2 kali sehari atau lebih untuk usia 6-8 bulan bayi dengan ASI, dan 3 kali sehari atau lebih untuk bayi usia 9-23 bulan dengan ASI.
Sementara itu, bayi usia 6-23 bulan yang tidak mendapatkan ASI setidaknya harus makan minimal 4 kali dalam sehari dengan porsi yang sesuai.
Selanjutnya katanya, mengobati penyakit yang dialami anak.
Berbagai kondisi medis yang dialami anak bisa membuatnya mengalami penurunan nafsu makan.
Misalnya, anak mengalami demam, batuk, pilek, flu, sembelit, hingga masalah pencernaan dan kondisi lan seperti TBC. Jika demikian, sebaiknya berikan penanganan utama pada kondisi medis tersebut. Lalu, ibu bisa melanjutkan dengan kembali memperbaiki asupan gizi sang buah hati.
Terakhir urai Sirajudin, memperbaiki kebersihan lingkungan dan penerapan hidup bersih keluarga. Pencegahan terakhir berupa menerapkan pola hidup bersih dan sehat, baik di lingkungan rumah maupun luar rumah. Membersihkan rumah bisa membantu menunjang kesehatan tubuh anak dan keluarga secara menyeluruh.
“Empat hal ini mesti jadi perhatian para ibu-ibu,” pungkas kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kepri ini. adv