
Batam,batamtv.com,— Ketua DPRD Kepulauan Riau (Kepri), Iman Sutiawan, meminta agar penangkaran buaya milik PT Perkasa Jagat Karunia (PJK) yang terletak di Pulau Bulan, Kota Batam, segera ditutup.
Permintaan ini disampaikan langsung saat Iman bersama rombongan DPRD Kepri meninjau lokasi penangkaran buaya yang baru-baru ini mengalami insiden jebol akibat banjir, Sabtu (1/2/2025).
Dalam kunjungannya, Iman menegaskan bahwa penangkaran yang telah beroperasi selama 36 tahun itu tidak memberikan manfaat signifikan bagi Provinsi Kepri maupun Kota Batam. Bahkan, menurutnya, keberadaan penangkaran justru berpotensi menimbulkan bahaya bagi masyarakat.
“Kami sarankan ini tutup lebih bagus. Ini sudah 36 tahun berjalan, tapi kondisinya sekarang tidak cocok. Hanya musibah yang ada,” ujar Iman tegas.
Iman juga menyoroti bahwa penangkaran tersebut tidak memberikan kontribusi ekonomi seperti pajak atau manfaat langsung bagi masyarakat sekitar.
“Tak ada pendapatan yang dihasilkan dari sini. Kontribusi ke masyarakat tak ada, pajak negara juga tak ada. Jadi, saran kami, daripada begini-begini, tutup lebih bagus,” lanjutnya.
Kunjungan ini dilakukan sebagai respons atas insiden jebolnya kolam penangkaran akibat hujan deras pada 13 Januari 2024, yang menyebabkan puluhan buaya lepas ke alam liar.
Data dari Tim Terpadu Penanganan Bencana dan Evakuasi Buaya menyebutkan bahwa dari 105 ekor buaya di kolam, 39 ekor sempat lepas. Hingga kini, 38 ekor sudah berhasil ditangkap, sementara 1 ekor masih berkeliaran bebas.
Iman menegaskan bahwa pihaknya meminta PT PJK untuk bertanggung jawab penuh atas insiden ini, termasuk memberikan kompensasi kepada masyarakat terdampak, terutama para nelayan yang merasa terganggu akibat buaya yang lepas.
“Kami berkeinginan ada tanggung jawab dari perusahaan kepada masyarakat yang terdampak. Kami juga meminta perusahaan untuk mengevaluasi kembali kondisi kolam penangkaran agar kejadian serupa tidak terulang,” jelas Iman.
Saat meninjau lokasi, Iman juga mempertanyakan keakuratan data yang disampaikan oleh pihak perusahaan terkait jumlah buaya yang tersisa di kolam dan yang sudah tertangkap.
“Katanya ada 105 ekor buaya di kolam. Katanya 38 ekor sudah tertangkap, katanya sisa di kolam ada 60 ekor, dan katanya tinggal 1 ekor lagi yang belum ditemukan. Tapi semua masih katanya,” ujar Iman dengan nada skeptis.
Ia menegaskan bahwa DPRD Kepri tidak sepenuhnya percaya pada data tersebut dan meminta perusahaan untuk melakukan penghitungan serta identifikasi ulang secara lebih transparan.
Terkait kompensasi untuk nelayan yang terdampak, Iman menyebut bahwa perusahaan masih mendiskusikan hal tersebut secara internal.
“Kami sudah sampaikan langsung ke perwakilan perusahaan. Mereka mengaku sedang memikirkan dan mendiskusikan hal ini dengan pimpinan perusahaan,” katanya.
Iman Sutiawan berharap perusahaan dapat segera bertindak cepat dalam menangani masalah ini, baik dari segi penanganan buaya yang masih lepas maupun dalam memberikan kompensasi kepada masyarakat terdampak. Ia juga menekankan pentingnya pengawasan lebih ketat terhadap fasilitas penangkaran buaya di wilayah Kepri untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
Penanggungjawab : Oktarian
Editor : Sofyan Atsauri
Reporter : Azura Aronita