TANJUNGPINANG, Batamtv.com – Di tengah kemajuan teknologi yang begitu pesatnya, game online telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan banyak anak-anak dan remaja. Tak terkecuali di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, fenomena ini meningkat seiring dengan akses internet yang semakin mudah.
Namun, popularitas game online juga memunculkan sejumlah permasalahan yang mempengaruhi perkembangan fisik, sosial, dan akademik anak.
Meskipun game online kerap dianggap sebagai hiburan, banyak orang tua dan pendidik khawatir akan dampaknya terhadap perkembangan anak. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa game online dapat memengaruhi aspek penting dalam kehidupan anak, seperti keterampilan sosial, kemampuan kognitif, bahkan perilaku agresif.
Artikel ini bertujuan untuk mengupas dampak positif dan negatif game online, serta memberikan panduan untuk menyikapi fenomena ini dengan bijak.
Faktor Pendorong Anak Bermain Game Online
1. Grafis dan Animasi Menarik
Game modern memiliki visual dan efek suara yang memikat perhatian anak-anak.
2. Game play Interaktif
Tantangan, misi, dan alur cerita membuat anak-anak tertarik untuk terus bermain.
3. Fitur Kompetitif
Anak-anak dapat bersaing dengan teman atau pemain lain di seluruh dunia.
4. Interaksi Sosial
Fitur multiplayer menciptakan rasa komunitas dan keterhubungan.
5. Kebutuhan Hiburan
Ketidaktersediaan teman bermain secara langsung membuat anak memilih hiburan digital.
6. Kurangnya Alternatif Aktivitas
Terbatasnya ruang bermain dan kesibukan orang tua menyebabkan anak lebih sering bermain game online.
7. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan sosial, termasuk teman dan konten dari pro player, memengaruhi minat anak untuk bermain.
Dampak Positif dan Negatif Game Online pada Anak;
1. Meningkatkan Kemampuan Kognitif
Game dengan strategi atau misi kompleks melatih berpikir kritis dan logika. Meningkatkan refleks serta koordinasi tangan-mata.
2. Mengasah Kerja Tim dan Komunikasi
Game multiplayer mengajarkan kerja sama dan komunikasi dalam tim.
3. Mengembangkan Minat pada Teknologi
Memotivasi anak untuk mempelajari teknologi, desain game, atau pemrograman.
Adapun dampak negatif dari Game Online:
1. Ketergantungan atau Kecanduan
Anak kesulitan mengatur waktu antara bermain dan aktivitas lain.
2. Penurunan Prestasi Akademik
Waktu belajar terganggu sehingga nilai akademik menurun.
3. Masalah Kesehatan Fisik
Gangguan pada mata, postur tubuh, dan kesehatan akibat kurangnya aktivitas fisik.
4. Masalah Sosial dan Emosional
Anak kurang tertarik bersosialisasi di dunia nyata. Game dengan kekerasan dapat memicu perilaku agresif dan emosi negatif.
5. Dampak Finansial
Pembelian item dalam game menggunakan uang orang tua tanpa izin.
6. Paparan Konten Tidak Sesuai Usia
Anak terpapar konten kekerasan atau bahasa yang tidak pantas.
7. Menghambat Perkembangan Sosial
Ketergantungan pada dunia virtual mengurangi kemampuan berkomunikasi di dunia nyata.
Melalui tulisan ini penulis memberikan solusi dan upaya dalam mengatasi anak kecanduan Game Online:
1. Pengawasan Orang Tua
Awasi jenis permainan, durasi bermain, dan aktivitas digital anak.
2. Pendidikan Digital
Ajarkan anak tentang batasan dan risiko bermain game secara berlebihan.
3. Aktivitas Alternatif
Sediakan aktivitas yang menarik, seperti olahraga atau kegiatan keluarga.
4. Aturan Waktu Bermain
Buat jadwal yang seimbang antara waktu belajar, bermain, dan istirahat.
5. Lingkungan yang Mendukung
Bangun suasana yang mendorong anak untuk aktif secara fisik dan sosial.
Game online memiliki dua sisi yang perlu diperhatikan secara bijaksana. Di satu sisi, game online dapat mendukung pengembangan kognitif, keterampilan sosial, dan minat anak pada teknologi. Namun, di sisi lain, paparan yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan fisik, mental, dan perkembangan sosial anak.
Peran orang tua, pendidik, dan masyarakat sangat penting dalam mengarahkan anak agar memanfaatkan game online secara sehat dan bertanggung jawab. Dengan pengawasan dan pengaturan yang tepat, anak-anak dapat menikmati manfaat game online tanpa mengorbankan kesehatan, pendidikan, dan perkembangan sosial mereka.*
Penanggungjawab : Oktarian
Editor : Oktarian
Reporter : Modi Afiqah (Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau)
Email: modiafiqah@gmail.com