Tentara Korea Utara Ledakkan Diri Saat Akan Ditangkap Ukraina

0
Ilustrasi tentara.(Thinkstock)

Kursk,batamtv.com,- Tentara Korea Utara meledakkan diri dan ada yang berteriak “Jenderal Kim Jong Un” saat akan ditangkap Ukraina. Peristiwa itu terjadi ketika pasukan khusus Ukraina memeriksa 18 jasad tentara Korea Utara yang tewas dalam pertempuran di Kursk, Rusia, pekan ini.

Pasukan Operasi Khusus Ukraina pada Senin (13/1/2025) mengungkapkan, ada satu tentara yang masih hidup, tetapi saat mereka mendekat dia meledakkan dirinya dengan granat.

Tentara Ukraina mengeklaim lolos dari ledakan itu tanpa luka, tetapi Reuters belum bisa memverifikasi insiden tersebut. Sementara itu menurut laporan kantor berita AFP, ada tentara Korut yang berteriak “Jenderal Kim Jong Un” dan berusaha meledakkan diri dengan granat saat akan ditangkap.

Anggota parlemen Korea Selatan Lee Seong-kweun mengutip informasi dari badan mata-mata Seoul mengatakan, tentara itu kemudian ditembak mati Ukraina. Adapun menurut Badan Intelijen Nasional Korsel (NIS), tentara Korut kurang memahami peperangan modern sehingga banyak korban berjatuhan ketika membela Rusia.

“Meledakkan diri dan bunuh diri, itulah kenyataan tentang (tentara) Korea Utara,” kata Kim, mantan tentara Korut berusia 32 tahun yang membelot ke Korsel pada 2022.

Ia meminta hanya disebutkan nama belakangnya karena takut keluarganya yang tinggal di Korea Utara terancam. “Para tentara yang meninggalkan rumah untuk bertempur di sana dicuci otaknya dan benar-benar siap mengorbankan diri mereka untuk Kim Jong Un,” tambahnya.

Kim diperkenalkan kepada Reuters oleh kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Seoul, NK Imprisonment Victims’ Family Association. Saat diwawancarai, Kim mengaku dirinya bekerja untuk militer Korea Utara di Rusia selama sekitar tujuh tahun sampai 2021, di proyek-proyek konstruksi untuk mendapatkan mata uang asing bagi rezim Korut.

Yang Uk, analis pertahanan di Asan Institute of Policy Studies, menerangkan bahwa bunuh diri tentara Korut tidak hanya menunjukkan kesetiaan kepada rezim Kim Jong Un, tetapi juga cara melindungi keluarga mereka yang ditinggal di rumah. Ukraina dan para sekutunya di Barat memperkirakan, Pyongyang mengerahkan sekitar 11.000 tentara untuk membantu upaya perang Rusia di Kursk.

Wilayah di Rusia bagian barat itu direbut Ukraina dalam serangan mendadak tahun lalu. Rusia dan Korut awalnya menepis laporan tentang pengerahan pasukan Korea Utara, tetapi Presiden Vladimir Putin pada Oktober 2024 tidak menyangkalnya. Pejabat Korea Utara pun menyebutkan bahwa pengerahan pasukan semacam itu sah secara hukum.

Penanggungjawab : Oktarian

Editor                   : Sofyan Atsauri

Sumber                 : Kompas.com